Senin, 11 Oktober 2010
Rabu, 06 Oktober 2010
Hilang
Bintang malam kemanakah ia gerangan?
Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak
juga bayang… siang atau malam
Adakah rindu ini harus kugenggam,
Hingga esok hari kujelang…
Ku menyayanginya dari lubuk hati
Tetap merindunya meski t’lah pergi
Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi
Tidakkah rasa ini harusnya mati
dan hilang dari hidupku ini
Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak
juga bayang… siang atau malam
Adakah rindu ini harus kugenggam,
Hingga esok hari kujelang…
Ku menyayanginya dari lubuk hati
Tetap merindunya meski t’lah pergi
Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi
Tidakkah rasa ini harusnya mati
dan hilang dari hidupku ini
Senantiasa
Senantiasa
Ku mencoba tuk s’lalu ada
Saat kau menangisi duka
Atau saat berbagi tawa
Ku mencoba tuk s’lalu ada
Saat kau menangisi duka
Atau saat berbagi tawa
Senantiasa
Tak pernah cukup mudah
Namun hasrat membuatku bisa
Tentangmu adalah asa
Tak pernah cukup mudah
Namun hasrat membuatku bisa
Tentangmu adalah asa
Senantiasa
Kuhindari menorehkan luka
Membuatmu s’lalu bahagia
Kemarin, kini dan sepanjang masa
Kuhindari menorehkan luka
Membuatmu s’lalu bahagia
Kemarin, kini dan sepanjang masa
Rindu Puisi
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Tak Pernah Berlalu
Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Percayalah
Terdiam tanpa Cinta,,
menangis tanpa air mata..
coba mengerti maksud hati,,
di mana Cinta tergores luka..
adakah kenangan kau pinta,,
hanya hati tertingal tersia-sia..
biar luka berganti indah,,
karena aq percaya cinta ini setia,,
untuk mu, untuk ku,,
dan untuk bahagia kita..
menangis tanpa air mata..
coba mengerti maksud hati,,
di mana Cinta tergores luka..
adakah kenangan kau pinta,,
hanya hati tertingal tersia-sia..
biar luka berganti indah,,
karena aq percaya cinta ini setia,,
untuk mu, untuk ku,,
dan untuk bahagia kita..
Untukmu
Dua hati satu dalam Cinta,
cerahkan pagi yang tersenyum.
mimpi terurai dalam sukma,
aku rindu warna indahmu.
senyummu terlukis manja,
hangatkan rusuk jiwaku.
Terima-kasih kasihku,
hadirmu cerahkan hari-hariku.
cerahkan pagi yang tersenyum.
mimpi terurai dalam sukma,
aku rindu warna indahmu.
senyummu terlukis manja,
hangatkan rusuk jiwaku.
Terima-kasih kasihku,
hadirmu cerahkan hari-hariku.
Puisi cinta kenangan bersama
Dengarkanlah bisikan hati ku ini!
Pada dua persimpangan laluan jalan hidup ku ini
Aku Cuma ada dua pilihan
Hidup untuk terus menyintai mu
Atau mati !
Kemarin kulihat ia menangis
Kemarin kulihat ia menangis
dalam hening
dalam diam
tanpa airmata
Namun kutahu ia menangis
Sekarang kulihat ia telah tertawa
walau masih ada luka di matanya
walau masih terasa lelah di hatinya
namun ia telah tertawa
Kutahu ia telah pasrah
Kutahu ia telah menyerah
tak berdaya pada kuasa hatinya
tak kuasa pada kehendak cintanya
Dan kini ia hanya diam
menanti dalam rindu yang amat sangat
dalam sepi yang menyengat
Menanti sesuatu yang tak pasti
tapi ia tak peduli
ia hanya tahu cinta yang ia miliki pasti
Aku untukmu
Ketika kau datang ke alam nyata ini
Kau tersenyum begitu indah
Ketika angin derita menerjang menumpahkan air matamu
aqu coba setia menghadirkan tawa dalam perihmu
Dengan kedua sayap putih menebar iba
Mencoba menghapus stiap tapak yang mengecap
Ketika senja merebak mengakhiri harimu
Hanya malam merambat menyentuh kulitmu
Tetapi tidak aq yang berdiri tegak disampingmu
aq yang menyapa di dalam kesendirianmu
aq bukan malaikat, bukan peri, melainkan seseorang yg mnyayangimu
Terimakasih atas perhatian mu padaku…..aku menyayangimu
Akankah kau tinggalkan dia?
Di suatu malam, aku sedang duduk
termenung sendiri
Seandainya datang satu bintang, dan dia
bertanya kepadaku
“ Jika dia telah membuatmu menangis,
...akankah kau tinggalkan dia?”
Dan ku pun tertunduk terdiam
Kemudian ku tatap kembali sang
bintang sambil bertanya
“ Wahai bintang, akankah kau tinggalkan
langitmu?
Langganan:
Postingan (Atom)