Powered By Blogger

Rabu, 06 Oktober 2010

Hilang

Bintang malam kemanakah ia gerangan?
Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak
juga bayang… siang atau malam
Adakah rindu ini harus kugenggam,
Hingga esok hari kujelang…

Ku menyayanginya dari lubuk hati
Tetap merindunya meski t’lah pergi
Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi
Tidakkah rasa ini harusnya mati

dan hilang dari hidupku ini

Senantiasa

Senantiasa
Ku mencoba tuk s’lalu ada
Saat kau menangisi duka
Atau saat berbagi tawa
Senantiasa
Tak pernah cukup mudah
Namun hasrat membuatku bisa
Tentangmu adalah asa
Senantiasa
Kuhindari menorehkan luka
Membuatmu s’lalu bahagia
Kemarin, kini dan sepanjang masa

Rindu Puisi

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Tak Pernah Berlalu

Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?

Percayalah

Terdiam tanpa Cinta,,
menangis tanpa air mata..
coba mengerti maksud hati,,
di mana Cinta tergores luka..
adakah kenangan kau pinta,,
hanya hati tertingal tersia-sia..
biar luka berganti indah,,
karena aq percaya cinta ini setia,,
untuk mu, untuk ku,,
dan untuk bahagia kita..

Untukmu

Dua hati satu dalam Cinta,
cerahkan pagi yang tersenyum.
mimpi terurai dalam sukma,
aku rindu warna indahmu.
senyummu terlukis manja,
hangatkan rusuk jiwaku.
Terima-kasih kasihku,
hadirmu cerahkan hari-hariku.

Puisi cinta kenangan bersama

Dengarkanlah bisikan hati ku ini!
Pada dua persimpangan laluan jalan hidup ku ini
Aku Cuma ada dua pilihan
Hidup untuk terus menyintai mu
Atau mati !
Kemarin kulihat ia menangis
dalam hening
dalam diam
tanpa airmata
Namun kutahu ia menangis
Sekarang kulihat ia telah tertawa
walau masih ada luka di matanya
walau masih terasa lelah di hatinya
namun ia telah tertawa
Kutahu ia telah pasrah
Kutahu ia telah menyerah
tak berdaya pada kuasa hatinya
tak kuasa pada kehendak cintanya
Dan kini ia hanya diam
menanti dalam rindu yang amat sangat
dalam sepi yang menyengat
Menanti sesuatu yang tak pasti
tapi ia tak peduli
ia hanya tahu cinta yang ia miliki pasti

Aku untukmu

Ketika kau datang ke alam nyata ini

Kau tersenyum begitu indah

Ketika angin derita menerjang menumpahkan air matamu

aqu coba setia menghadirkan tawa dalam perihmu

Dengan kedua sayap putih menebar iba

Mencoba menghapus stiap tapak yang mengecap

Ketika senja merebak mengakhiri harimu

Hanya malam merambat menyentuh kulitmu

Tetapi tidak aq yang berdiri tegak disampingmu

aq yang menyapa di dalam kesendirianmu

aq bukan malaikat, bukan peri, melainkan seseorang yg mnyayangimu

Terimakasih atas perhatian mu padaku…..aku menyayangimu

Akankah kau tinggalkan dia?

 Di suatu malam, aku sedang duduk
termenung sendiri
Seandainya datang satu bintang, dan dia
bertanya kepadaku
“ Jika dia telah membuatmu menangis,
...akankah kau tinggalkan dia?”
Dan ku pun tertunduk terdiam
Kemudian ku tatap kembali sang
bintang sambil bertanya
“ Wahai bintang, akankah kau tinggalkan
langitmu?